Credit scoring (penilaian kredit) merupakan suatu sistem yang diterapkan oleh suatu lembaga pembiayaan atau bank untuk menilai kelayakan peminjam. Credit scoring ini berisi data pribadi dan pembayaran kredit nasabah. Informasi tersebut kemudian akan diverifikasi dengan sejumlah persyaratan dokumen yang wajib dilampirkan oleh calon peminjam.
Dengan hasil analisa informasi nasabah tersebut akan ditentukan apakah calon peminjam layak mendapat pinjaman atau tidak, berapa besaran pinjaman yang disetujui, berapa besaran bunga, dan seberapa lama jangka waktu pinjamannya. Hasil analisa ini akan menghasilkan nilai skor yang oleh Bank Indonesia dibagi kedalam 5 kategori:
Skor 1. Kredit Lancar.
Peminjam melaksanakan kewajiban cicilan dengan sempurna.
Skor 2. Kredit dalam Perhatian Khusus (DPK).
Cicilan peminjam tercatat mengalami tunggakan antara 1-90 hari.
Skor 3. Kredit Tidak Lancar.
Cicilan peminjam tercatat mengalami tunggakan antara 91-120 hari
Skor 4. Kredit Diragukan.
Cicilan peminjam tercatat mengalami tunggakan antara 121-180 hari.
Skor 5. Kredit Macet.
Cicilan peminjam tercatat macet dan menunggak lebih dari 180 hari.
Seiring berkembangnya teknologi, sistem credit scoring juga ikut berkembang menjadi lebih canggih dengan memanfaatkan sistem yang terintegrasi dengan big data. Penggunaan dengan sistem terbaru ini tentunya memberi kelebihan bagi layanan perbankan dan lembaga keuangan.
Berikut merupakan manfaat yang bisa didapat dengan credit scoring:
Menilai kemampuan bayar para mitra yang lebih baik
Umumnya, sistem credit scoring konvensional hanya menekankan pada riwayat pembayaran atau credit history. Namun dengan sistem terintegrasi credit scoring, lembaga perbankan dan keuangan akan memperoleh gambaran yang lebih spesifik. Contohnya saja, integrasi credit scoring dengan big data akan memungkinkan pihak bank untuk mengembangkan skor kredit melalui analisis risiko sesuai pendekatan lainnya: pendekatan psikologis dan kepribadian para mitra. Dengan begitu, pihak bank akan lebih mengetahui kebiasaan para mitra maupun nasabah, seperti seberapa sering berbelanja dan melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit.
Membantu mengevaluasi dan menganalisis permohonan kredit
Analisis permohonan kredit memang membutuhkan kejelian dan ketelitian. Oleh karena itulah keberadaan credit scoring menjadi semacam acuan sebelum pihak bank memutuskan memberikan kredit kepada nasabah. Melalui sistem credit scoring terintegrasi, Anda bisa membandingkan informasi dari debitur dengan kinerja pinjaman nasabah yang lebih banyak dan terukur.
Gambaran umumnya, semakin banyak informasi yang didapatkan pun akan bertambah baik pula penilaian dalam analisis permohonan kreditnya. Terlebih lagi bagi para decision maker di lembaga keuangan maupun perbankan, hal ini akan sangat membantu dalam mengelola pemberian kredit dan mengevaluasinya, serta meminimalisir risiko kredit macet di kemudian hari.
Membantu proses survei kredit
Tidak hanya membantu analisis, keberadaan sistem credit scoring terintegrasi juga sangat berkontribusi dalam proses survei kredit. Terkadang, proses survei pemberian kredit memakan waktu yang lama, sebab petugas terkait masih menggunakan data seadanya dan proses kerja konvensional. Dengan begitu, data yang didapat saat hendak melakukan survei merupakan data kotor dan tidak begitu akurat.
Berbeda halnya ketika lembaga keuangan dan perbankan menggunakan sistem credit scoring terintegrasi. Ketika itu terjadi, semua data akan muncul dengan lengkap, bahkan tidak sampai dalam hitungan hari. Dalam credit scoring terintegrasi, para nasabah atau mitra dapat mengisinya lewat aplikasi di gadget, dimana survei dapat dilakukan kapan saja tanpa harus bertatap muka langsung.
Menekan biaya operasional
Bila selama ini perusahaan, lembaga keuangan, maupun perbankan menggunakan sistem credit scoring secara konvensional, bisa dipastikan di masa mendatang pengerjaannya semakin mudah, cepat, dan akurat. Salah satunya dengan mengintegrasikan perhitungan credit scoring dan memanfaatkan big data.
Melalui cara tersebut, bank dapat membangun sebuah sharing infrastruktur dengan bank yang memiliki kebutuhan yang sama. Bila ada kerja sama antar bank dalam membangun sebuah big data terintegrasi maka akan menekan biaya operasional. Selain itu, bisa memberikan performa yang lebih baik kepada masyarakat.
Dalam sistem credit scoring terintegrasi memang diperlukan infrastruktur yang memadai. Seperti adanya layanan berbasis cloud computing untuk menginventarisir big data perbankan.
Beeza merupakan perusahaan penyedia solusi sistem integrasi yang dapat membantu anda melakukan credit scoring dengan teknologi canggih serta proses verifikasi, identifikasi dan autentikasi yang aman dan nyaman. Produk dan solusi dari Beeza memiliki kelebihan dalam sistem biometrik yang akurat. Segera hubungi kami untuk informasi dan pemesanan.