
Pendahuluan Dark Web Hanya 5% dari Total Internet?
Dark web sering kali dikaitkan dengan aktivitas ilegal, peretasan, dan transaksi tersembunyi. Namun, banyak yang salah kaprah dan menganggap bahwa dark web adalah bagian terbesar dari internet. Faktanya, dark web hanya mencakup sekitar 5% dari total internet. Sisanya terdiri dari surface web (internet yang dapat diakses secara umum) dan deep web (bagian dari internet yang tidak terindeks oleh mesin pencari tetapi tetap legal, seperti email, data perusahaan, dan basis data pemerintah).
Meski ukurannya kecil, dark web memiliki dampak yang besar, terutama bagi bisnis. Banyak data yang bocor akibat peretasan akhirnya diperjualbelikan di dark web, dari informasi login akun hingga data kartu kredit. Selain itu, di sana juga terdapat layanan peretasan yang bisa disewa untuk menyerang perusahaan tertentu.
Lalu, bagaimana cara kerja dark web? Apa saja ancaman yang perlu diwaspadai? Dan yang paling penting, bagaimana cara melindungi bisnis dari dampaknya? Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang dark web dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghindari risiko siber.
1. Apa Itu Dark Web?
Dark web adalah bagian dari internet yang tidak dapat diakses melalui mesin pencari seperti Google atau Bing. Untuk masuk ke dark web, seseorang harus menggunakan perangkat lunak khusus seperti Tor (The Onion Router) atau I2P (Invisible Internet Project), yang menyembunyikan identitas dan lokasi pengguna.
Tidak semua aktivitas di dark web bersifat ilegal. Ada beberapa alasan mengapa dark web digunakan secara legal, seperti:
✅ Menjaga privasi komunikasi di negara dengan sensor ketat
✅ Forum diskusi anonim untuk jurnalis dan aktivis
✅ Platform whistleblower untuk membongkar kasus korupsi dan pelanggaran hukum
Namun, karena sifatnya yang anonim, dark web juga menjadi tempat transaksi ilegal, seperti:
❌ Penjualan data pribadi (email, password, kartu kredit)
❌ Marketplace narkoba, senjata, dan barang terlarang lainnya
❌ Jasa peretasan dan serangan siber
Keberadaan dark web yang sulit dilacak menjadikannya sarang bagi pelaku kejahatan dunia maya untuk beroperasi tanpa mudah terdeteksi oleh otoritas.
2. Perbedaan Dark Web, Deep Web, dan Surface Web
Banyak orang masih bingung membedakan antara dark web, deep web, dan surface web. Berikut adalah penjelasannya:
Tipe Internet | Ciri-Ciri | Contoh | Persentase dari Total Internet |
Surface Web | Dapat diakses melalui mesin pencari | Website berita, media sosial, e-commerce | 5% |
Deep Web | Tidak terindeks oleh mesin pencari, tapi legal | Data perbankan, email, database perusahaan | 90% |
Dark Web | Hanya bisa diakses dengan perangkat khusus seperti Tor | Forum hacker, transaksi anonim | 5% |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa dark web hanya bagian kecil dari internet, tetapi memiliki dampak besar terhadap keamanan siber.
3. Bahaya Dark Web bagi Bisnis
Meskipun hanya mencakup 5% dari internet, dark web menjadi ancaman serius bagi bisnis, terutama dalam hal keamanan data dan serangan siber. Berikut adalah beberapa bahaya utama:
📌 a. Kebocoran Data Bisnis
Serangan siber yang berhasil menembus sistem keamanan perusahaan dapat mengakibatkan kebocoran data pelanggan, informasi karyawan, hingga rahasia bisnis. Data yang bocor ini sering kali dijual di dark web dan digunakan untuk berbagai kejahatan, seperti pencurian identitas dan penipuan keuangan.
📌 b. Penjualan Kredensial Login
Banyak akun bisnis yang diretas karena penggunaan password yang lemah atau diretas melalui phishing. Setelah berhasil dicuri, data login ini biasanya dijual di dark web kepada pihak yang ingin menyalahgunakannya.
📌 c. Layanan Serangan Siber
Di dark web, siapa pun bisa membeli jasa peretasan, seperti serangan DDoS (Distributed Denial of Service) untuk melumpuhkan website kompetitor atau ransomware untuk mengunci data perusahaan hingga tebusan dibayarkan.
📌 d. Phishing dan Rekayasa Sosial
Penjahat siber di dark web juga sering menjual database email dan nomor telepon untuk keperluan phishing. Mereka dapat mengirimkan email palsu yang meniru perusahaan tertentu untuk mencuri informasi sensitif dari pelanggan atau karyawan.
4. Cara Melindungi Bisnis dari Ancaman Dark Web
Agar bisnis tetap aman dari ancaman dark web, berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
🔐 a. Gunakan Multi-Factor Authentication (MFA)
Jangan hanya mengandalkan password! Gunakan autentikasi dua faktor (MFA) untuk mengamankan akun bisnis dari pencurian kredensial.
🛡️ b. Monitoring Dark Web
Gunakan layanan dark web monitoring untuk mendeteksi apakah data bisnis Anda telah bocor dan beredar di dark web.
📚 c. Edukasi Karyawan tentang Keamanan Siber
Pastikan semua karyawan memahami bahaya phishing, malware, dan pencurian data, serta bagaimana cara menghindarinya.
🚀 d. Backup Data Secara Berkala
Pastikan Anda memiliki backup data yang terenkripsi untuk meminimalkan dampak serangan ransomware.
📜 e. Patuhi Regulasi Keamanan Data
Ikuti standar keamanan seperti ISO 27001, GDPR, atau regulasi lokal untuk meningkatkan perlindungan data bisnis.
Kesimpulan & Call to Action (CTA)
Dark web memang hanya 5% dari total internet, tetapi dampaknya bagi bisnis sangat besar. Kebocoran data, layanan hacking, dan transaksi ilegal bisa mengancam kelangsungan perusahaan Anda. Oleh karena itu, setiap bisnis harus memperkuat keamanan siber mereka untuk menghindari risiko yang berasal dari dark web.
🔹 Jangan biarkan bisnis Anda menjadi target serangan! Hubungi Beeza untuk solusi keamanan siber terbaik yang dapat melindungi perusahaan Anda dari ancaman dunia maya.