Blog

Biometrik Wajah Bantu Otoritas India Identifikasi Penipu SIM

Pihak berwenang di dua negara bagian India telah menonaktifkan 17.000 kartu SIM setelah menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk mendeteksi kartu SIM yang diterbitkan pelanggan yang melanggar peraturan. The Print melaporkan pada bulan April dan Mei, Departemen Telekomunikasi (DoT) di negara bagian Bihar dan Jharkhand menemukan total 21.800 kartu SIM palsu. Untuk mencegah penipuan, India membatasi jumlah kartu SIM menjadi sembilan per pelanggan. Beberapa negara bagian telah memangkas jumlah itu menjadi enam kartu SIM per orang. 

Bagaimanapun penipu telah menggunakan dokumen identitas palsu seperti Aadhaar dan headshots yang diambil dari berbagai sudut untuk mendaftar beberapa kartu. Untuk mencegah hal ini, otoritas India telah membuat alat biometrik baru yang disebut “AI and facial recognition-powered Solution for Telecom SIM Subscriber VeRification” (ASTR). Berita itu muncul di tengah meningkatnya kejahatan dunia maya di India Timur. Kartu SIM palsu sering digunakan untuk call center palsu, perjudian ilegal dan pemerasan seks.

Menurut Times of India pada awal bulan ini, DoT telah memblokir 225.000 SIM seluler di negara bagian Bihar dan Jharkhand. Dalam rilisnya, agensi mencatat bahwa DoT New Delhi telah melakukan analisis wajah biometrik terhadap lebih dari 870 juta pelanggan kartu SIM di India. Analisis telah dilakukan menggunakan ASTR, bekerjasama dengan Center for Development of Advanced Computing. Hasil analisis ini kemudian dibagikan ke unit lapangan Departemen Telekomunikasi untuk memastikan tindakan terhadap penipu SIM dengan bantuan Penyedia Layanan Telekomunikasi dan polisi negara bagian. Pemerintah India mengatakan telah menggunakan ASTR untuk memblokir 835.000 kartu SIM yang dikeluarkan dengan ID palsu dalam tiga bulan terakhir. 

Pertanyaan privasi yang diajukan terkait penggunaan pengenalan wajah

Meskipun teknologi pengenalan wajah sekarang digunakan di berbagai negara bagian di India untuk memerangi penipuan, pertanyaan tentang privasi data dan ASTR juga muncul. India masih belum memiliki rezim perlindungan data pribadi atau regulasi khusus AI. The Hindu melaporkan walaupun dengan adanya kendala, hal ini tidak menghentikan DoT untuk menguraikan rencana penggunaan ASTR untuk menganalisis seluruh basis pelanggan telekomunikasi India

ASTR menganalisis gambar pelanggan yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi dengan mengelompokkannya menjadi gambar yang mirip dengan bantuan teknologi pengenalan wajah. Pada langkah berikutnya, detail pelanggan akan dilakukan perbandingan dengan menggunakan konsep pencocokan string yang disebut “logika fuzzy” untuk mengidentifikasi nama pengguna yang mirip atau informasi Kenali Pelanggan Anda (informasi KYC) lainnya untuk mengelompokkannya. Pada langkah terakhir, sistem menentukan apakah wajah atau orang yang sama telah memperoleh SIM dengan beberapa nama, tanggal lahir, rekening bank, bukti alamat, dan informasi KYC lainnya.

ASTR mungkin rentan terhadap ketidakakuratan, termasuk false positive, jika teknologi pengenalan wajah rusak, catat laporan tersebut. Identifikasi palsu dengan pengenalan wajah telah mengakibatkan penangkapan yang salah dan pengucilan dari skema jaminan sosial di India di masa lalu. Pertanyaan hukum juga telah diajukan tentang penggunaan ASTR. Menurut organisasi berita Medianama, sebagian besar warga India tidak mengetahui tentang bagaimana cara proses data wajah mereka dilakukan. Medianama melaporkan bahwa DoT gagal dalam  memberikan informasi tentang peraturan perlindungan dan penyimpanan data ASTR dan menolak untuk merilis salinan kontrak akhir untuk teknologi dengan alasan kerahasiaan.

BEEZA merupakan perusahaan penyedia solusi sistem integrasi yang dapat membantu anda melakukan verifikasi, identifikasi dan autentikasi. Produk dan solusi dari BEEZA memiliki kelebihan dalam sistem biometrik yang akurat. Segera hubungi kami untuk informasi dan pemesanan.

Link: https://www.biometricupdate.com/202305/facial-recognition-helps-indian-authorities-identify-sim-fraudsters