Blog

Liveness Detection: Aktif vs Pasif

Liveness detection merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memastikan subjek berasal dari pengguna asli yang hidup atau bukan. Teknologi liveness detection kini banyak diterapkan perusahaan sebagai solusi anti-spoofing. Terdapat dua macam pendekatan dalam liveness detection, yaitu aktif dan pasif. Liveness detection pasif pada dasarnya berbeda dari liveness detection aktif karena tidak memerlukan tindakan oleh pengguna. Berikut beberapa perbedaan antara liveness detection aktif dan pasif.

Liveness Detection Infographic

Berdasarkan beberapa perbedaan tersebut, liveness detection pasif telah terbukti lebih disukai daripada liveness detection aktif. Kedua jenis liveness detection secara akurat mendeteksi berbagai spoof, tetapi hanya liveness detection pasif yang membuat prosesnya cepat dan mudah. Faktanya, saat ini perusahaan semakin memprioritaskan pengalaman pengguna sebagai cara untuk menarik dan mempertahankan pelanggan untuk mendorong peralihan dari liveness detection aktif ke liveness detection pasif.

Berikut alasan liveness detection pasif lebih unggul daripada liveness detection aktif:

  1. Menutup celah keamanan dalam sistem biometrik wajah

Teknologi liveness detection pasif berjalan di belakang layar tanpa pengguna menyadarinya apa yang sedang terjadi (keamanan tersembunyi). Ini mendeteksi fitur serangan presentasi seperti tepi, tekstur, dan kedalaman untuk membedakan dengan jelas wajah orang hidup dan palsu. Hal ini juga tidak mudah ditipu oleh software animasi yang meniru ekspresi wajah, seperti tersenyum atau cemberut, sehingga dapat menangani vektor serangan seperti deepfake, topeng, boneka, dan sebagainya.

  1. Membuat proses lebih lancar

Liveness detection

pasif tidak didasarkan pada interaksi pengguna, sehingga memberikan proses verifikasi identitas yang jauh lebih lancar. Dengan menggunakan kecerdasan ponsel, pengguna mengambil gambar dokumen ID lalu memverifikasi diri mereka sendiri dengan mengambil selfie dengan kamera smartphone mereka. Pengguna tidak perlu mengangguk, menoleh atau berkedip (dalam gaya aktif). Ini meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan.

  1. Lebih cepat

Seluruh proses liveness detection pasif hanya membutuhkan beberapa detik. Tidak ada instruksi atau manual untuk diikuti. Dalam proses yang umumnya tidak dinikmati pengguna, ini dapat menghemat masalah yang signifikan.

  1. Menurunkan angka ‘berhenti’ secara signifikan

Liveness detection

aktif akan meminta tindakan yang dapat disalahpahami, sulit diikuti, atau diabaikan begitu saja oleh pengguna sehingga prosesnya dapat terganggu di berbagai titik. Hal ini menyebabkan pengguna yang frustasi memilih keluar dari proses sehingga perusahaan tidak dapat melanjutkan prosesnya dan tidak ada pendapatan apapun bagi perusahaan. Berbeda dengan proses liveness detection pasif yang jauh lebih cepat dan sederhana, hambatan utama dalam onboarding pengguna dapat dihilangkan.

Itulah beberapa alasan mengapa liveness detection pasif menjadi solusi anti-spoofing yang lebih baik untuk melindungi secara efektif berbagai jenis presentasi atau serangan spoofing. Kini perusahaan semakin mengandalkan perangkat lunak liveness detection pasif. Dengan liveness detection pasif, pengguna tidak perlu melakukan apa pun saat perangkat lunak berjalan di belakang layar, bahkan pengguna maupun calon penipu mungkin tidak menyadari bahwa pemeriksaan verifikasi identitas sedang berlangsung.

Beeza merupakan perusahaan penyedia solusi sistem integrasi yang dapat membantu anda melakukan proses verifikasi, identifikasi dan autentikasi dengan teknologi liveness detection yang canggih. Produk dan solusi dari Beeza memiliki kelebihan dalam sistem biometrik yang akurat. Segera hubungi kami untuk informasi dan pemesanan.