Blog

India Peringatkan adanya Peningkatan Penipuan Pembayaran Aadhaar

Penipuan keuangan terkait dengan pengidentifikasi biometrik unik negara Aadhaar meningkat pesat di India. Anggota Parlemen India John Brittas memperingatkan bahwa korbannya seringkali merupakan anggota masyarakat yang paling rentan. Hidustan Times melaporkan, Brittas mengirim surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi minggu ini memintanya untuk mengarahkan Kementerian Keuangan dan Kementerian TI untuk menyelidiki masalah ini. Penjahat dunia maya telah mengeksploitasi Sistem Pembayaran yang Diaktifkan Aadhaar (AePS), platform pembayaran yang dipimpin bank yang memungkinkan semua pemegang kartu Aadhaar untuk bertransaksi menggunakan nomor identifikasi unik. 

Penipuan tersebut melibatkan kloning biometrik yang terkait Aadhaar dengan menggunakan sidik jari silikon dan perangkat biometrik yang tidak sah dan menggunakannya untuk mencuri uang dari rekening bank mereka. Britas yang merupakan anggota Partai Komunitas India menjelaskan ketidakmampuan sistem untuk membedakan antara sidik jari hidup asli dan sidik jari silikon sintetik merupakan kelemahan signifikan yang sedang dieksploitasi secara jahat. Masalah ini diperburuk oleh kebocoran data Aadhaar, termasuk dugaan kebocoran data biometrik yang disimpan oleh Otoritas Identifikasi Unik India (UIDAI) yang bertanggung jawab atas Aadhaar.

Perusahaan Pembayaran Nasional India (NPCI) telah mempelopori Aadhaar Enabled Payment System (AePS) untuk mempromosikan transaksi tanpa uang tunai di India dan untuk menyederhanakan pembayaran manfaat jaminan sosial. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan layanan perbankan dan keuangan melalui terminal mikro ATM dan tempat penjualan yang diaktifkan secara biometrik. Model ini menghilangkan kebutuhan akan kata sandi satu kali (detail rekening bank dan detail keuangan lainnya, yang memungkinkan transfer dana hanya menggunakan nama bank, nomor Aadhaar dan sidik jari yang diambil selama pendaftaran Aadhaar).

Beberapa bank besar telah memasang pagar tambahan untuk mencegah penipuan dengan menghubungkan nomor ponsel salah satunya. Adanya langkah ini menurut Economic Times malah semakin meningkatkan kegagalan transaksi menjadi antara 10 dan 15 persen. Peringatan ini bukan merupakan pertama kalinya, peringatan ini telah dikeluarkan pada bulan Februari, Koordinasi Kejahatan Dunia Maya India di bawah Kementerian Dalam Negeri menulis kepada pemerintah negara bagian tentang penyalahgunaan perangkat AePS oleh penipu. 

Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa data biometrik Aadhaar yang diunggah di situs web negara bagian yang memuat akta penjualan dan perjanjian lainnya sedang digandakan oleh individu untuk melakukan penarikan tanpa izin dari rekening bank. Masalah ini kembali menjadi perhatian publik pada bulan Mei, ketika seorang YouTuber India populer bernama Pushpendra Singh membagikan bagaimana rekening bank ibunya dikuras menggunakan sidik jari yang terhubung dengan Aadhaar tanpa memerlukan otentikasi dua faktor. Ibunya tidak diberitahu tentang transaksi tersebut oleh banknya, kata Singh di utas Twitter.

Meski penggunaan biometrik membantu dalam keamanan verifikasi dan identifikasi namun penjahat siber akan selalu mencari celah. Sehingga penggunaan biometrik tidak bisa dipegang oleh sembarang institusi. Harus selalu ada pembaharuan teknologi dalam keamanan biometrik. 

BEEZA merupakan perusahaan penyedia solusi sistem integrasi yang dapat membantu anda melakukan keduanya. TIdak hanya dalam verifikasi dan identifikasi namun juga autentikasi. Produk dan solusi dari BEEZA memiliki kelebihan dalam sistem biometrik yang akurat. Segera hubungi kami untuk informasi dan pemesanan.

Link: https://www.biometricupdate.com/202306/indian-pm-warned-of-rising-aadhaar-payment-fraud